Sabtu, 03 Maret 2018

Sifat atau Watak Wayang Baladewa



BALADEWA adalah salah satu tokoh pewayangan yang muncul dalam cerita Mahabarata. Baladewa merupakan kakak kandung dari Prabu Kresna dan Dewi Subadra. Baladewa dilahirkan kembar dengan Prabu Kresna Namun dalam perwayangan mereka mempunyai kulit yang berbeda yaitu Baladewa mempunyai kulit yang Putih dan Prabu Kresna Hitam. Baladewa merupakan putra dari Basudewa.

Baladewa memiliki watak mudah naik darah tapi pemaaf ,arif bijaksana dan terburu-buru dalam hal memutuskan suatu hal serta mengakui kesalahannya.  Baladewa adalah orang yang netral tidak memihak kurawa atau pun pandawa namun juga memiliki sifat atau watak yang mudah dipengaruhi. Baladewa dalam cerita Mahabarata merupakan seorang guru dari Duryudana dan Bima, Baladewa mengajarkan Duryudana dan Bima dalam menggunakan senjata gada. pada saat perang Kuruksetra, Baladewa tidak ikut andil dalam perang tersebut, karena Baladewa lebih memilih netral tidak memihak siapapun. Baladewa merupakan seorang Raja di Kerajaan Mandura. Baladewa mempunyai dua pusaka sakti; Nangggala dan Alugara, keduanya pemberian Bathara Brahma. Baladewa juga mempunyai kendaraan gajah bernama Kyai Puspadenta.

Pada masa kecilnya, bersama kedua adiknya Baladewa terpaksa diungsikan ke Kademangan Widarakandang oleh orangtuanya. Waktu itu Baladewa masih menggunakan nama Kakrasana. Kresna memakai nama Narayana, sedangkan Dewi Bratajaya atau Subadra dipanggil Lara Ireng atau Rara Ireng.

Baladewa mempunyai Istri bernama Dewi Erawati, putri sulung Prabu Salyapati. Tidak seperti kebanyak raja dalam pewayangan yang beristri banyak, sampai akhir hidupnya Prabu Baladewa hanya punya satu istri dan dikaruniai anak, dinamakan Wisata dan Wimuka.

Pada saat perang Baratayuda berlangsung, Baladewa tidak terlibat sama sekali. Hal ini disebabkan karena rekayasa Kresna. Baladewa sengaja diselamatkan oleh Kresna dari kemungkinan buruk yang bakal menimpanya, yaitu dengan menasehati Baladewa bertapa di Grojogan sewu. Tujuannya agar Baladewa tidak mendengar suara gemuruh perang, karena tertutup oleh suara air terjun. Baru ketika perang Baratayuda sudah usai, Baladewa sadar bahwa ia ditipu oleh adiknya. Baladewa meninggal dalam usia lanjut. Ia sempat menyaksikan penobatan Prabu Parikesit menjadi raja Hastinapura. Baladewa wafat menyusul Kresna adiknya yang terlebih dahulu meninggal. 



WATAK ATAU SIFAT BALADEWA


Baladewa memiliki watak mudah naik darah tapi pemaaf ,arif bijaksana dan terburu-buru dalam hal memutuskan suatu hal serta mengakui kesalahannya.  Baladewa adalah orang yang netral tidak memihak kurawa atau pun pandawa namun juga memiliki sifat atau watak yang mudah dipengaruhi, dari watak yang sudah digambarkan pada Baladewa hal ini sangat sama persis dengan watak saya. Pada watak yang pemarah mengambarkan kehidupan saya yang gampang marah namun pada saat sudah reda amarahnya akan cepat baiklah dan memaafkan seperti watak Baladewa yang mudah marah tapi cepat memaafkan. Terburu-buru dalam hal memutuskan sesuatu hal, dalam kehidupan saya, saya mempunyai watak yang tidak memikirkan sesuatu hal dengan matang sehingga terburu-buru dalam memutuskan sesuatu hal yang berakibat buruk terhadap diri saya. Baladewa mempunyai watak yang netral terhadap dua blok yang ada disektarnya dan saya sendiri tidak menyukai tetang hal tersebut yaitu memilih antar dua blok yang menurut saya sangat tidak pas jika harus memilih salah satunya karena tidak menguntungkan buat saya.



  CIRI WAYANG BALADEWA
Prabu Baladewa bermata kedondongan, hidung dan muka serba lengkap, bermahkota jamang tiga susun dan garuda membelakang. Berpraba, bergelang, berpontoh, dan berkeroncong. Berkain katongan.
 

 SSUMBER :

 


 


1 komentar: