Minggu, 27 Mei 2018

Monitoring dan Evaluasi



Monitoring dan Evaluasi
Monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi, termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Evaluasi merupakan merupakan kegiatan yang menilai hasil yang diperoleh selama kegiatan pemantauan berlangsung. Lebih dari itu, evaluasi juga menilai hasil atau produk yang telah dihasilkan dari suatu rangkaian program sebagai dasar mengambil keputusan tentang tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya yang diperlukan.
Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan pada atraksi wisata. Hal ini dilakukan untuk tetap menjaga perkembangan atraksi wisata, agar selalu dikunjungi oleh wisatawan. monitoring dilakukan untuk selalu mengawasi secara seksama kondisi atraksi wisata. Evaluasi dilakukan berdasarkan hasil dari monitoring yang telah dilakukan. Apabila terjadi masalah dapat cepat diselesaikan. Apabila ada keluhan wisatawan atupun hal-hal lain dapat diselesaikan dengan cara evaluasi. Berikut ini merupakan contoh perencanaan monitoring dan evaluasi terhadap atraksi wisata : 



Objektif
Indikator
Tools
Result
Carrying Capacity
·         Luas
·         Kouta
·         Observasi
·         Wawancara

Authenticity
·         Sejarah
·         Keunikan
·         Kompetitor
·         Kuisioner
·         Observasi
·         Wawancara

Safety & Security
·         Jumlah Staff
·         Track Record
·         Observasi
·         Wawancara

Amenitas
·         Toilet
·         Mushola
·         Observasi
·         Wawancara

Manajemen Atraksi
·         Sumber Daya Manusia
·         Target / Goals
·         Observasi
·         Wawancara


Rabu, 14 Maret 2018

KELEMBAGAAN DESA WISATA










1.      Siapa yang perlu terlibat ?
Masyarakat local ( semua elemen )
Pemerintah
Komunitas ( UMKM )
2.      Desa wisata yang mempunyai kelembagakan bagus dan kurang bagus
Desa wisata dengan Kelembagaan yang bagus
-Desa wisata Tembi
-Mengembangkan Pariwisata kreatif ( membatik,dll)
-Melibatkan masyarakat local ( mengajari wisatawan membuat tempe kedelai, atraksi wisata dipandu masyarakat local )
-Tidak mendatangkan investor
-Pertemuan rutin setiap 3 bulan sekali
-Masyarakat sadar wisata
-Masyarakat mengetahui jobdesc masing-masing
Desa wisata dengan Kelembagaan Kurang Bagus
-Desa wisata Kembangarum
-Tidak melibatkan masyarakat local
-Mendatangkan investor

Senin, 12 Maret 2018

DESA WISATA NGRINGINAN





                Pada tanggal 10 Maret 2018 saya dengan teman-teman kampus pergi ke Desa wisata Ngringinan untuk melakukan agenda kuliah lapangan. Desa wisata Ngrinan terletak di desa Ngringinan, Palbapang, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pak Wudi Kuntoro selaku pengelola menjelaskan bahwa Desa wisata Ngringinan terkenal dengan rumah-rumah belanda yang memiliki arsitektur yang sangat kuno dan juga terdapat rumah sakit Panti Rapih yang khas dengan bangunan belandanya. Desa wisata Ngrininan mulai diresmikan pada tanggal 22 Feb 2017 yang dimana desa wisata ini memperkenalkan peninggalan-peninggalan kuno pada masa kependudukan Belanda. Mulai dari tiang listrik,rumah, rumah sakit hingga pabrik gula didaerah Bantul. Selain itu di Desa Wisata Ngringinan masih sangat kental dengan suasana tradisionalnya serta membuat pengunjung yang datang sangat menikmati suasana pedesaan.

                Desa Wisata Ngringinan ini memiliki Gereja Katholik yang sangat terkenal di kalangan umat Katholik yang biasa disebut dengan nama Gereja Khatolik Ganjuran. Gereja ini sangat Khas dengan Bangunan Jawanya. Atap yang digunakan oleh Gereja Ganjuran ini memiliki atap limas yang begitu khas dengan atap-atap rumah jawa. Selain atap yang memiliki bentuk limas yang sangat khas dengan bangunan rumah di Jawa, Gereja Ganjuran juga terdapat Candi yang digunakan untuk beribadah umat Katholik yang datang, selain itu setiap sudut kayu untuk tiang penyangga diukur dengan motif ukiran khas Jawa serta warna Gereja yang di cat dengan warna HIjau yang sangat khas dengan kraton yang ada di Yogyakarta. . Hal lain yang membuat saya kagum adalah patung Yesus yang dibuat dengan dipakaikan baju Jawa. Saya sangat takjub dengan apa yang ada di Gereja Ganjuran tersebut, hal ini dikarenakan adanya akulturasi dari budaya Hindu dan Jawa sehingga membuat perpaduan yang sangat apik dalam desain Gereja Ganjuran tersebut. 

                Desa wisata Ngringinan selain memiliki penginggalan-peninggalan kuno pada masa Belanda, disana juga terdapat makanan khas yaitu Madu Mongso. Madu Mongso ini dibuat dari tape ketan ditambahi dengan parutan kelapa setelah itu divermentasi. Saya sempat mencoba madu mongso yang ada disana yang memiliki cita rasa khas tape ketannya yang begitu enak. Madu Mongso ini dibuat oleh Ibu Andriani selaku pengelola Madu Mongso, Madu Mongso yang sudah dibuat hanya memiliki varian rasa original. Madu Mongso ini memiliki pagaching yag sangat menarik yaitu di bungkus dengan kertas warna warni yang membuat wisatawan tertarik untuk membelinya. 

                Desa wisata Ngringinan memiliki banyak hal yang menarik mulai dari bangunan,Susana pedesaan yang sangat nyaman serta makanan khas yang sangat enak, membuat saya dan teman-teman saya sangat menikmati berkunjung ke Desa wisata Ngrininan. Kalian harus datang dan melihat semua keindahan yang ada di Desa Wisata Ngrininan ya.